MADZHAB SALAF MENURUT
SYAFI’IYAH
1. Dan berkata Al-Ghazali
rahimahullah memberikan pengertian terhadap kata As-Salaf dalam Iljamul 'Awwam
‘An ‘ilmil Kalam hal. 62: “Yang
saya maksudkan dengan salaf adalah
madzhabnya para shahabat dan tabi'in”.
2. Perkataan Imam
Ash-Shon’ani rahimahullah dalam Subulus Salam (3/177):
“Permasalahan ini
diperselisihkan oleh salaf dari para shohabat dan tabiin, serta
oleh kholaf dari para imam ahli ijtihad.”
3. Imam
Al-Baihaqi rahimahullah dalam Syu'abul Iman (2/251) tatkala menyebutkan
pembagian ilmu, beliau menyebutkan diantaranya:
“Dan mengenal perkataan-perkataan para salaf
dari kalangan shahabat, tabi'in dan orang-orang setelah mereka”.
4. Imam
An-Nawawi rahimahullah dalam Al-Majmu’ (1/127):
“Imam Asy-Syafii
rahimahullah berhujjah dengan yang diriwayatkan oleh Amr bin Dinar dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa beliau memakruhkan memakai minyak
pada tulang gajah, karena itu bangkai. Dan ulama salaf mengistilahkan dengan makruh (karohah) dan mereka
menginginkan dengannya pengharoman.”
5. Ibnu Katsir
rahimahullah berkata dalam Tafsirnya:
“Sedangkan firman Allah
ta’ala: ‘Kemudian Dia istiwa’ di atas ‘Arsy’, maka orang-orang dalam masalah
ini mempunyai pendapat yang sangat banyak. Dan ini bukanlah tempat untuk
menjabarkannya. Hanya saja
dalam masalah ini yang ditempuh adalah madzhabnya As-Salaf Ash-Sholih, yaitu Imam Malik, Al-Auza’i, Sufyan
Ats-Tsauri, Al-Laits bin Sa’ad, Asy-Syafii, Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Rohuyah
dan imam-imam muslimin lainnya baik dulu atau sekarang, yaitu membiarkannya sebagaimana datangnya tanpa takyif, tasybih dan
ta’thil.”
6. Al-Hafizh
Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari (13/253) berkata:
“Dan termasuk yang terjadi
adalah penulisan pendapat dalam masalah pokok-pokok agama, golongan mutsbit
(yang menetapkan nama dan sifat Allah) dan nufat (menolak nama dan sifat Allah)
menentangnya. Yang pertama berlebihan sampai mentasybih (menyerupakan Allah
dengan makhluq) dan yang kedua berlebihan hingga menolak (nama dan sifat
Allah). Dan sangat keras
pengingkaran salaf terhadap
hal itu, seperti Abu Hanifah, Abu Yusuf dan Asy-Syafii. Dan perkataan mereka
dalam mencela ahlul kalam sangat masyhur.”
7. Imam
As-Suyuthi dalam Kitab Al-Amru Bil Ittiba Wan Nahyu ‘anil Ibtida’ hal. 2,
setelah membawakan judul “Apa yang Datang dari Salaf dalam Perintah untuk Ittiba’ (mengikuti dalil)”,
beliau kemudian menyebutkan atsar para salaf, diantaranya adalah Mu’awiyah bin
Abi Sufyan, Ibnu Mas’ud, dan Ibnu ‘Abbas yang merupakan shohabat; dan juga
Al-Auza’i yang merupakan salah seorang tabiut-tabi’in, dan Sufyan Ats-Tsauri
dan Imam Syafii yang hidup setelah mereka. Imam Suyuthi menyebutkan bahwa
mereka itu salaf.
Imam As-Suyuthi dalam Lubbul Lubab jilid 2 hal.22 berkata: "Salafi
dengan memfathah (huruf sin dan lam-nya) adalah penyandaran diri kepada
madzhab As-Salaf.”
8. Imam Adz
Dzahabi Asy-Syafii rahimahullah dalam Siyar A’lamin Nubala 21/6 berkata:
“As Salafi dengan memfathah (sini dan lamnya) adalah sebutan
bagi siapa saja yang berada di atas madzhab salaf.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar