Pahala Milyaran dalam Sekejap Hitungan Detik Mendoakan Ampunan Untuk Semua Orang Beriman

Rabu, 02 Januari 2013

Beriman : Turunnya Nabi Isa as


BERIMAN TERHADAP HADITS-HADITS TENTANG TURUNNYA NABI ISA AS MENJELANG HARI KIAMAT


Ada sebagian kaum muslimin yang menolak hadits-hadits tentang turunnya Nabi Isa as. Hadits-hadits tersebut antara lain:

a.       Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya. Sebentar lagi Isa bin Maryam akan turun di tengah-tengah kalian sebagai hakim yang adil. Beliau akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti), harta semakin banyak dan semakin berkah sampai seseorang tidak ada yang menerima harta itu lagi (sebagai sedekah, pen), dan sujud seseorang lebih disukai daripada dunia dan seisinya.” Abu Hurairah lalu mengatakan, “Bacalah jika kalian suka:  “Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An Nisa’: 159)” (HR. Bukhari no. 3448 dan Muslim no. 155)

b.      Dari Jabir bin ‘Abdillah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang memperjuangkan kebenaran dan meraih kemenangan hingga hari kiamat.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun mengatakan: “Kemudia Isa bin Maryam turun ke muka bumi. Lalu pemimpin mereka-mereka tadi mengatakan pada Isa, “Jadilah imam shalat bersama kami.” “Tidak. Sesungguhnya di antara kalian sudah menjadi pemimpin bagi yang lain. Allah betul-betul telah memuliakan umat ini”, jawab Isa.” (HR. Muslim no. 156)

Orang-orang yang mengingkari hadits-hadits tentang turunnya Nabi Isa berdalil dengan ayat Al-Qur’an berikut ini:

"(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai 'Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada AKHIR AJALMU (MEWAFATKANMU) dan mengangkat kamu kepada­-Ku." (QS. Ali `Imran: 55)
"Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan mengatakan, yaitu: Sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Dan aku menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada di tengah-tengah mereka, tetapi setelah Engkau MEWAFATKAN aku. Engkaulah yang mengawasi mereka dan Engkau pulalah yang menyaksikan segalanya." (QS. Al Maidah: 117)

Berikut beberapa contoh penolakan tentang hadits turunnya Nabi Isa as:

Dr. Quraish Shihab, dalam harian Republika, halm 10 tanggal 18 Nopember 1994 berkata: "Bahwa Isa as kini masih hidup di langit, bukanlah satu kewajiban untuk mempercayainya, serta beberapa hadits yang berkaitan dengan kenaikan Isa Al Masih dan akan turunnya kelak menjelang kiamat. Hadits-hadits tersebut walaupun banyak kesemuanya bermuara pada dua orang saja, yang keduanya bekas penganut agama Kristen, yaitu Ka'ab Al Akhbar dan Wahab bin Munabbih. Tidak sedikit ulama yang menilai bahwa informasi mereka pada hakekatnya bersandar dari sisa kepercayaan kedua perowi hadits­-hadits itu."

Hj. Irena Handono dalam bukunya Mempertanyakan Kebangkitan dan Kenaikan Isa Almasih, berkata:
“Mengacu kembali akan ketidakbenaran konsep kenaikan Isa Al Masih ke dunia yang juga tertolak. Marilah kita simak penjelasan Al-Qur'an surat Al-Maidah 117: Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan mengatakan, yaitu: Sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Dan aku menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada di tengah-tengah rnereka, tetapi setelah Engkau MEWAFATKAN aku. Engkaulah yang mengawasi mereka dan Engkau pulalah yang menyaksikan segalanya."
Jadi, isi pernyataan Nabi Isa as adalah pertama, beliau sanggup bersaksi hanya sepanjang yang beliau ketahui (selama beliau hidup diantara mereka/bani Israel); kedua, beliau diwafatkan Allah; ketiga, Allah-lah, penguasa hari akhir zaman, satu-satunya hakim. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam At-Tin 8: "Bukankah Allah hakim yang seadil­-adilnya?"
Pendapat sebagian kalangan umat Islam bahwa Isa Al Masih yang di langit akan turun ke dunia untuk menjadi hakim di akhir zaman justru dimanfaatkan kalangan Kristen sebagai bahan argumentasi bagi penyimpulan mereka bahwa siapa yang layak jadi hakim kalau bukan Tuhan? Kalau umat Islam mengakui Isa Al Masih sebagai hakim di akhir zaman berarti umat Islam meyakini Isa Al Masih sebagai Tuhan di akhir zaman.” (Mempertanyakan Kebangkitan dan Kenaikan Isa Almasih oleh Hj. Irena Handono)

Orang yang mengingkari hadits tentang turunnya Nabi Isa menganggap bertentangan dengan ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa Nabi Isa telah wafat. Padahal dari segi tafsir kata wafat tersebut telah ditafsirkan oleh para ulama.

Ibnu Jarir Ath-Thobari rahimahullah menafsirkan dengan: “Sesungguhnya aku menarikmu dari bumi dan mengangkatmu ke langit. Alasannya, karena hadits-hadits mutawatir dari Rasulullah saw. di antaranya hadits yang menyebutkan bahwa nabi Isa akan turun, dan ia akan membunuh Dajjal, kemudian bertahan di muka bumi dalam jangka waktu tertentu.” (Tafsir Jami' Al­ Bayan 3/256)

Asy-Syaukani rahimahullah berkata: “Yang tepat adalah bahwa Allah mengangkat nabi Isa ke langit tanpa diwafatkan terlebih dahulu. Pendapat ini didukung oleh mufassir-mufassir dan dipilih oleh Ibnu Jarir at Thabari. Alasannya ialah hadits shahih dari Nabi saw. yang mengabarkan turunnya nabi Isa dan akan membunuh Dajjal.” (Tafsir Fathul Qadir 1/344)

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan: “Allah mengabarkan bahwa Isa akan diangkat ke langit, beliau masih hidup dan akan turun sebelum hari kiamat sebagaimana diceritakan dalam banyak hadits (hadits mutawatir).” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4/244-245)

Dalil-dalil yang dapat dijadikan bukti bahwa Nabi Isa masih hidup di antaranya firman Allah Surat An-Nisa' ayat 157-159: “dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, lsa putera Maryam, Rasul Allah", PADAHAL MEREKA TIDAK MEMBUNUHNYA dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat lsa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) SEBELUM KEMATIANNYA (sebelum kematian Isa). Dan di hari akhir nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An-Nisa': 157-159)

“… kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya”, yang dimaksud sebelum kematiannya adalah sebelum kematian Isa. Maksudnya adalah sebagaimana penjelasan Ibnu Jarir Ath Thobari, “Mereka seluruhnya akan membenarkan Nabi Isa ketika ia turun ke dunia untuk membunuh Dajjal. Sehingga ketika itu agama hanya ada satu yaitu agama Islam yang lurus, agama Ibrahim.” (Tafsir Ath Thobari, 9/379)

Ibnu ‘Abbas mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah sebelum kematian Isa bin Maryam.

Abu Malik mengatakan bahwa yang dimaksud adalah ketika Isa bin Maryam turun, yaitu tidak ada satu pun ahli kitab yang tersisa kecuali mereka akan beriman pada Nabi Isa.

Al Hasan mengatakan bahwa maksud ayat ini adalah sebelum kematian Isa dan -demi Allah- Isa saat ini masih hidup, berada di sisi Allah. Ketika beliau turun lagi ke bumi, semua pasti akan mengimani beliau.

Qotadah mengatakan maksud ayat ini adalah sebelum kematian Isa dan jika beliau turun ke muka bumi, semua agama akan beriman pada beliau.

Ibnu Zaid mengatakan bahwa ketika Isa bin Maryam turun lagi ke bumi, ia akan membunuh Dajjal. Lalu tidak akan tersisa lagi seorang pun Yahudi kecuali akan beriman padanya.

Ath Thobari mengatakan, “Jika Isa turun ke muka bumi, maka orang Yahudi akan beriman padanya.”

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan: “Tidak ragu lagi bahwa pendapat (tafsiran pertama) itulah yang lebih tepat. Karena tafsiran ini adalah maksud dari konteks ayat sebelumnya yang membicarakan mengenai keyakinan Yahudi bahwa mereka telah membunuh Isa dan menyalibnya. Orang-orang Nashrani yang jahil pun membenarkan hal ini. Lalu Allah memberitahukan bahwa keadaan senyatanya adalah tidak demikian. Sesungguhnya yang dibunuh adalah yang diserupakan dengan Isa dan mereka tidak mengetahui hal ini. Allah mengabarkan bahwa Isa akan diangkat ke langit, beliau masih hidup dan akan turun sebelum hari kiamat sebagaimana diceritakan dalam banyak hadits (hadits mutawatir).” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4/244-245)

Adapun derajat hadits-hadits tentang turunnya Nabi Isa mencapai derajat mutawatir sebagaimana dikatakan oleh para ulama.

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa hadits yang membicarakan mengenai turunnya Nabi Isa di akhir zaman adalah hadits yang mutawatir (mutawatir makna) yaitu terdiri dari banyak hadits dan membicarakan satu maksud yaitu bahwa Nabi Isa akan turun menjelang hari kiamat. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4/244-245)

Dalam kesempatan yang lain, Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan: “Hadits-hadits tersebut (yang membicarakan turunnya Isa di akhir zaman, pen) adalah hadits yang mutawatir dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari riwayat Abu Hurairah, Ibnu Mas’ud, Utsman bin Abil ‘Ash, Abu Umamah, An Nawas bin Sam’an, Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Mujammi’ bin Jariyah, Abu Sarihah, dan Hudzaifah bin Usaid.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4/363)

Ibnu Katsir berkata: “Telah mutawatir hadits-hadits dari Rasulullah saw yang memberitahukan akan turunnya Isa 'alaihissalam sebelum hari kiamat sebagai pemimpin dan hakim yang adil.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim 7/223)

As Safarini mengatakan: “Umat Islam telah sepakat bahwa Isa betul-betul akan turun kembali dan tidak ada satu pun yang menyelisihi pendapat ini. Yang mengingkari hal ini hanyalah para filosof dan kelompok yang menyimpang. Mereka-mereka ini sebenarnya tidak perlu dianggap perkataannya. Para ulama telah menyepakati hal ini dan mereka yakini bahwa Isa akan berhukum dengan syariat Muhammad dan bukan membawa ajaran baru yang berdiri sendiri ketika ia turun dari langit.” (Lawami’ul Anwar Al Bahiyah, 1/94-95. Dinukil dari Asyrotus Saa’ah, 1/150)

Ibnu Abdil Barr berkata: “Dan dalil tentang kebenaran pendapat ini (masih hidupnya Isa sekarang) adalah hadits-hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Isa akan turun, membunuh Dajjal, menunaikan haji yang diriwayatkan dengan sanad-sanad yang tiada cacat padanya.” (At-Tamhid 5/440)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Adapun Al-Masih (Isa), dia pasti akan turun ke bumi di atas menara putih sebelah timur Damaskus untuk membunuh Dajjal, menghancurkan salib dan membunuh babi sebagaimana telah tetap dalam hadits-hadits yang shahih. Oleh karenanya, beliau berada di langit kedua padahal beliau lebih utama daripada Yusuf, Idris dan Harun karena memang dia mau turun ke bumi sebelum tiba hari kiamat, berbeda halnya dengan para nabi lainnya.” (Majmu’ Fatawa 4/329)

Al-Hafizh Al-Haitsami berkata dalam Bahrul Fawaid: “Tentang turunnya Isa telah shahih dari sejumlah hadits yang banyak sekali. Diriwayatkan oleh para imam yang terpercaya dan tidak ada yang menolaknya kecuali orang yang sombong dan penyimpang.” (Dinukil oleh Al-Munawi dalam Faidhul Qadir 5/573. (Lihat pula Al-Manarul Munif hal. 148 oleh Ibnu Qayyim dan Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an 4/64 oleh Al-Qurthubi)

Asy-Syaukani dalam risalahnya “At-Taudhih fi Tawaturi Maa Ja’a fi Al-Mahdi wa Dajjal wal Masih”. Dalam buku ini, beliau memaparkan sebanyak dua puluh sembilan hadits, kemudian beliau memaparkan dan menyimpulkan: “Seluruh hadits yang saya paparkan di atas mencapai derajat mutawatir sebagaimana tidak samar lagi bagi para peneliti (ilmu hadits).”

Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 6/493-494 menukil ucapan Abul Hasan Al-Aburri dalam Manaqib Syafi’i: “Telah mutawatir hadits-hadits yang menerangkan bahwa Al-Mahdi termasuk kalangan umat ini dan Isa shalat (bermakmum) di belakangnya.”

Shiddiq Hasan Khan berkata: “Hadits-hadits tentang akan turunnya Isa itu banyak sekali. Di antaranya, Imam Syaukani mengemukakan dua puluh sembilan hadits antara shahih, hasan, dan dha'if, yang di antaranya ada yang berhubungan dengan hadits-hadits Dajjal... ada yang berhubungan dengan hadits-hadits Al- Mahdi Al-Mun-tazhar. Di samping itu juga terdapat atsar-atsar dari para sahabat yang memiliki hukum marfu', karena dalam kasus seperti ini tidak ada perkenan untuk berijtihad (maka atsar-atsar sahabat itu sudah barang tentu bersumber dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam-Pent).” Kemudian beliau berkata: “Semua riwayat yang telah kami kemukakan ini mencapai derajat mutawatir, sebagaimana tidak samar bagi orang yang memiliki pengetahuan yang luas.” (Al-Idzaa'ah: 160)

Syaikh Al-Allamah Al-Muhaddits Muhammad Nasiruddin Al-Albani dalam risalahnya yang berjudul “Qisshah Al-Masih Dajjal wa Nuzul Isa…” Dalam kitab ini, beliau memaparkan hadits-hadits tentang keluarnya Dajjal dan turunnya Isa dari empat puluh sahabat. Pada hal. 24-25 beliau mengatakan: “Cukuplah akan hal itu kesepakatan para ulama pakar ahli hadits tentang mutawatirnya hadits Dajjal dan turunnya Isa dari langit seperti Al-Hafizh Ibnu Katsir (An-Nihayah Ibnu Katsir 1/148), Ibnu Hajar (Fathul Bari 6/493-494) dan selainnya, bahkan Imam As-Syaukani menulis sebuah risalah khusus berjudul “At-Taudhih  fi Tawaturi Maa Ja’a fi Al-Mahdi wa Dajjal wal Masih”.”

Al-Qadhi 'lyadh berkata: “Masalah akan turunnya Isa dan tugasnya membunuh Dajjal adalah haq dan shahih menurut ahli sunnah berdasarkan hadits-hadits yang shahih mengenai masalah ini. Dan tidak ada dalil aqli maupun dalil syar'i yang membatalkannya, karena itu wajib ditetapkan demikian.” (Syarah Shahih Muslim 18/75)

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata: “Prinsip-prinsip Ahlis Sunnah menurut kami ialah berpegang teguh dengan apa yang dipegangi oleh para sahabat Rasulullah saw, mengikuti dan meneladani mereka, dan meninggalkan bid'ah-bid'ah karena setiap bid'ah itu adalah sesat.” Kemudian beliau menyebutkan sejumlah aqidah Ahlis Sunnah, lalu berkata, “Dan mengimani bahwa Al-Masih Ad-Dajjal akan muncul ke dunia dan di antara kedua matanya terdapat tulisan 'kafir', mempercayai hadits-hadits yang membicarakannya, serta mengimani bahwa yang demikian itu akan terjadi dan bahwa Isa akan turun untuk membunuhnya di pintu Lodd.” (Thobaqat Al-Hanabilah 1: 241-243 oleh Al-Qadhi Al-Hasan Muhammad bin Abi Ya'la, terbitan Darul Ma'rifah wan-Nasyr, Beirut)

Abu Ja’far Ath-Thahawi berkata: “Kami mempercayai tanda-tanda hari kiamat, seperti keluarnya Dajjal dan turunnya Isa bin Maryam 'alaihissalam dari langit.” (Syarah Aqidah Thahawiyyah: 564 dengan tahqiq Al-Albani)

Ibnu Qudamah berkata: “Kita harus beriman terhadap setiap apa yang diinformasikan oleh Nabi dan shahih penukilan tersebut, baik dijangkau oleh akal kita maupun tidak, kita harus percaya bahwa bahwa itu benar adanya sekalipun kita tidak mengetahui hakekatnya seperti hadits tentang Isra’ Mi’raj yang terjadi saat sadar bukan dalam tidur, karena kaum kuffar Quraish mengingkarinya sedangkan mereka tidak mengingkari mimpi. Demikian pula hadits yang menceritakan bahwa Malaikat pencabut nyawa pernah datang kepada Nabi Musa untuk mencabut nyawanya, lalu Musa memukulnya sehingga merusak matanya, kemudian Malaikat kembali kepada Allah sehingga dikembalikan lagi matanya. Termasuk diantaranya juga hadits-hadits yang berkaitan tentang tanda-tanda dekatnya hari kiamat seperti keluarnya Dajjal, turunnya Isa bin Maryam untuk membunuhnya, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, keluarnya hewan aneh, terbitnya matahari dari barat dan hadits-hadits shahih lainnya yang shahih.” (Lum’atul I’tiqad 101-104 Syarh Ibnu Utsaimin)

As-Suyuthi dalam bukunya yang berjudul “Nuzul Isa bin Maryam Akhir Zaman”. Buku ini telah dicetak Darul Kutub Ilmiyyah, Bairut dengan editor Muhammad Abdul Qadir Atha. Dalam kitab ini, beliau menyebutkan beberapa hadits. Pada hal. 22, beliau menegaskan bahwa turunnya Isa bin Maryam dengan menegakkan hukum Islam didukung oleh hadits-hadits yang shahih dan kesepakatan ulama. Pada hal. 53-54, beliau membantah syubhat dan takwil sebagian kalangan seraya menegaskan bahwa pengingkaran turunnya Isa merupakan bentuk kekufuran. Pada hal. 56, beliau menceritakan bahwa ada sebagian orang yang mengingkari bahwa Isa shalat shubuh di belakang Al-Mahdi, bahkan mengarang tulisan khusus tentangnya. Imam Suyuthi membantahnya: “Ini sangat lucu sekali, karena shalatnya Isa di belakang Mahdi ditegaskan dalam hadits-hadits yang shahih (lalu memaparkannya).”

Abuth-Thayyib Muhammad Syamsul Haqqil 'Azhim Abadi, pengarang kitab 'Aunul Ma'bud Syarah Sunan Abi Dawud berkata: “Telah mutawatir khabar dari Nabi saw tentang akan turunnya Nabi Isa 'alaihissalam dari langit dengan jasadnya ke bumi ketika telah mendekati kiamat. Dan ini adalah madzhab Ahlis Sunnah.” ('Aunul Ma'bud 11/ 457 oleh Abuth-Thayyib Muhammad Syamsul Haqqil 'Azhim Abadi)

Syeikh Ahmad Syakir berkata: “Kaum modernis dan kaum puritan pada masa kita sekarang ini telah mempermainkan hadits-hadits yang secara jelas menunjukkan akan turunnya Isa bin Maryam 'alaihissalam pada akhir zaman sebelum berakhirnya kehidupan dunia, dengan mentakwilkannya untuk mengingkarinya, dan pada saat yang lain dengan terang-terangan mengingkarinya. Hal ini sebenarnya disebabkan mereka tidak beriman kepada yang ghaib, atau hampir tidak beriman kepada yang ghaib, padahal hadits-haditsnya itu mutawatir maknanya secara keseluruhan, yang diketahui kandungannya dari ad-din secara pasti. Maka tidak ada gunanya pengingkaran dan takwil mereka.” (Hasyiyah Musnad Imam Ahmad 12/257)

Syeikh Ahmad Syakir berkata: “Masalah akan turunnya Isa 'alaihissalam pada akhir zaman merupakan perkara yang tidak diperselisihkan di kalangan kaum muslimin mengingat banyaknya khabar-khabar yang shahih dari Nabi saw mengenai hal ini.... Dan ini merupakan suatu hal yang diketahui secara pasti dari ad-din (agama), yang tidak dianggap beriman orang yang mengingkarinya.” (Hasyiyah Tafsir Ath-Thabari 6: 460 dengan takhrij Syekh Ahmad Muhammad Syakir dan tahqiq Mahmud Syakir, terbitan Darul Ma'arif, Mesir)

Alasan mereka yang lain untuk menolak keyakinan ini adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa tidak ada nabi lagi sesudah beliau. Dengan pernyataan semacam ini (yang asalnya dari dalil Qur’an dan hadits), mereka pun menyanggah dalil-dalil yang menyatakan bahwa Isa bin Maryam akan turun di akhir zaman.

Berikut sanggahan dari Al Qodhi yang dinukil dari Imam An Nawawi rahimahullah.
Al Qodhi mengatakan: “Sebagian Mu’tazilah, Jahmiyah dan yang sepaham dengan mereka mengingkari turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam. Mereka mengklaim bahwa hadits tersebut tertolak dengan firman Allah Ta’ala bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah penutup para nabi. Mereka juga beralasan dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: Tidak ada nabi lagi sesudahku”. Mereka beralasan lagi dengan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin bahwa tidak ada nabi lagi sesudah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan syari’at Muhammad itulah yang berlaku selamanya hingga akhir zaman, sehingga tidak mungkin dihapus. Sunguh ini adalah alasan yang sungguh rapuh. Perlu diketahui bahwa yang dimaksud turunnya Isa ‘alaihis salam bukanlah beliau turun lagi sebagai Nabi yang membawa syari’at baru dan menghapus syari’at Islam. Tidak ada satu pun hadits dan dalil lainnya yang menyatakan semacam ini. Bahkan hadits-hadits yang membicarakan turunnya Isa adalah benar.” An Nawawi lantas mengatakan: “Sebagaimana telah disebutkan dalam kitab Al Iman dan selainnya bahwa Isa akan turun sebagai hakim yang adil dan akan berhukum dengan syari’at kita (syari’at Islam). Beliau akan menghidupkan kembali syariat Islam yang sudah ditinggalkan.” (Syarh Shahih Muslim, 18/75-76 )

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bagaimana keadaan kalian apabila Isa putera Maryam turun pada kalian dan menjadi pemimpin kalian?” Lalu aku berkata kepada Ibnu Abu Dzi’b bahwa Al-Auza’i telah menceritakan kepada kami, dari Az-Zuhri dari Nafi’ dari Abu Hurairah: “Pemimpin kalian dalah dari kalian.” Ibnu Abu Dzi’b berkata: “Apakah kamu tahu sesuatu apa (yang dijadikan dasar) memimpin kalian?” Aku balik bertanya, “Apakah kamu akan mengabarkannya kepadaku?” Ibnu Abu Dzi’b berkata: “Dia akan memimpin kalian berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Muslim no. 155)

Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad yang shahih sesuai dengan syarat Al-Bukhari dan Muslim dari Samurah bin Jundub bahwa Nabi Allah dahulu mengatakan:  “Bahwa Dajjal pasti keluar –lalu beliau melanjutkan haditsnya, dalam hadits itu–. Lalu datanglah Isa bin Maryam membenarkan Muhammad dan di atas agama Muhammad, kemudian setelah itu tegaklah hari kiamat.” (HR. Ath-Thabarani, dan Al-Haitsami mengatakan: “Para rawinya adalah para rawi kitab Shahih.”) [Iqamatul Burhan, At-Tuwaijiri]

Hadits ini menunjukkan bahwa ketika Isa bin Maryam turun, beliau akan mengikuti ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Jadi sama sekali Isa tidak membawa syari’at baru. Beliau akan berhukum dengan Al-Qur’an dan bukan dengan Injil. Karena Al-Qur’an sudah menghapuskan syariat Nabi sebelumnya. (Al Yaumul Akhir-Al Qiyamatush Shugro, hal. 262)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar