Sekarang dengarlah
wahai orang yang berakal, kisah Fir'aun bersama Nabi Allah Musa 'Alaihis Salam
di dalam kitab-Nya yang mulia, dimana Fir'aun telah mendustakan Musa yang telah
mengabarkan kepadanya bahwa Tuhannya Allah Subhanahu wa Ta'ala di atas langit :
"Dan berkata
Fir'aun : Hai Haman! Buatkanlah untukku satu bangunan yang tinggi supaya aku
(dapat) mencapai jalan-jalan. (Yaitu) jalan-jalan menuju ke langit supaya aku
dapat melihat Tuhan(nya) Musa, karena sesungguhnya aku mengira dia itu telah
berdusta".
(QS. Al-Mu'min : 36-37.
Al-Qashash : 38).
Perhatikanlah wahai
orang yang berakal!. Perintah Fir'aun kepada Haman -menterinya- untuk
membuatkan satu bangunan yang tinggi supaya ia dapat jalan ke langit untuk
melihat Tuhannya Musa. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Musa telah memberitahukan
kepadanya bahwa Tuhannya -Allah Subhanahu wa Ta'ala- berada di atas langit-.
Kalau tidak demikian,
yakni misalnya Nabi Musa mengatakan bahwa Tuhannya ada dimana-mana tempat
-sebagaimana dikatakan kaum Jahmiyyah- tentu Fir'aun yang disebabkan karena
kekafirannya dan pengakuannya sebagai Tuhan, akan mengerahkan bala tentaranya
untuk mencari Tuhannya Musa di istananya, di rumah-rumah Bani Israil, di
pasar-pasar dan di seluruh tempat di timur dan di barat !?. Tetapi tatkala Nabi
Musa dengan perkataannya: "Sesungguhnya aku mengira dia ini berdusta !".
Yakni tentang perkataan Musa bahwa Tuhannya di atas langit.
Perhatikanlah, wahai
orang yang berakal !. Keadaan Fir'aun yang mendustakan Nabi Musa dengan kaum
Jahmiyyah dan yang sepaham dengan mereka yang telah merubah firman Allah dengan
mengatakan : Allah ada di segala tempat !.
Bahwa pemahaman di
atas bukanlah hasil dari pikiran saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) tetapi
pemahaman Ulama-ulama kita diantaranya :
1. Imam Ibnu Khuzaimah di kitabnya "At-Tauhid" (hal
: 114-115) di antara keterangannya
: "Perkataan Fir'aun (sesungguhnya aku menyangka/mengira ia termasuk dari
orang-orang yang berdusta) terdapat dalil bahwa Musa telah memberitahukan
kepada Fir'aun :" Bahwa Tuhannya Yang Maha Besar dan Maha Tinggi berada di
tempat yang tinggi dan di atas".
2. Berkata Imam Al-Asy'ary setelah membawakan ayat
di atas : "Fir'aun telah mendustakan Musa tentang perkataannya :
Sesungguhnya Allah di atas langit" (Al-Ibanah : 48).
3. Berkata Imam Ad-Daarimi di kitabnya "Raddu
'Alal Jahmiyyah hal : 37 Setelah membawakan ayat di atas : " Di dalam ayat
ini terdapat keterangan yang sangat jelas dan dalil yang nyata, bahwa Musa
telah mengajak Fir'aun mengenal Allah bahwa Ia berada di atas langit. Oleh
karena itu Fir'aun memerintahkan membuat bangunan yang tinggi".
4. Berkata Syaikhul Islam Al-Imam As-Shaabuny di
kitabnya "Itiqad Ahlus Sunnah wa Ashabul Hadits wal A'imah " (hal :
15) : "Bahwasanya Fir'aun mengatakan demikian (yakni menuduh Musa
berdusta) karena ia telah mendengar Musa AS menerangkan bahwa Tuhannya berada
di atas langit. Tidakkah engkau perhatikan perkataannya : "Sesungguhnya
aku mengira dia itu berdusta" yakni tentang perkataan Musa : Sesungguhnya
di atas langit ada Tuhan".
5. Imam Abu Abdillah Haarits bin Ismail Al-Muhaasiby di antara
keterangannya : "Berkata Fir'aun : (Sesungguhnya aku mengira dia itu
berdusta) tentang apa yang ia (Musa) katakan kepadaku : Sesungguhnya Tuhannya
berada di atas langit". Kemudian beliau menerangkan : "Kalau
sekiranya Musa mengatakan : "Sesungguhnya Allah berada di tiap-tiap tempat
dengan Dzatnya, nisacaya Fir'aun akan mencari di rumahnya, atau di hadapannya
atau ia merasakannya, -Maha Tinggi Allah dari yang demikian- tentu Fir'aun
tidak akan menyusahkan dirinya membuat bangunan yang tinggi". (Fatwa
Hamawiyyah Kubra : 73).
6. Berkata Imam Ibnu Abdil Bar : "Maka (ayat
ini) menunjukan sesungguhnya Musa mengatakan (kepada Fir'aun) : "Tuhanku
di atas langit ! sedangkan Fir'aun menuduhnya berdusta". (baca Ijtimaaul
Juyusy Al-Islamiyyah hal : 80).
7. Berkata Imam Al-Waasithi di kitabnya
"An-Nahihah fi Shifatir Rabbi Jalla wa 'Alaa" (hal : 23 cetakan ke-3
th 1982 Maktab Al-Islamy) : "Dan ini menunjukkan bahwa Musa telah
mengabarkan kepadanya bahwa Tuhannya yang Maha Tinggi berada di atas langit.
Oleh karena itu Fir'aun berkata : "Sesungguhnya aku mengira dia ini
berdusta".
8. Ibnu Jarir at-Thobary menyatakan: maksud
ucapan (Fir’aun): Sesungguhnya aku memandangnya sebagai pendusta, artinya:
Sesungguhnya aku mengira Musa berdusta terhadap ucapannya yang mengaku
bahwasanya di atas langit ada Tuhan yang mengutusnya (Lihat tafsir AtThobary
(21/387).
9. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menyatakan: “Maka Fir’aun mendustakan
Musa dalam pengkhabarannya bahwa Rabbnya berada di atas langit… (I’laamul
Muwaqqi’in juz 2 halaman 317).
Kesimpulannya: "Bahwa mendustakan
Allah Subhanahu wa Ta'ala berada di atas langit di atas 'Arsy-Nya, Ia istiwa yang sesuai dengan
kebesaran dan
keagungan-Nya, adalah
sunnahnya Fir'aun". Na'udzu billah !!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar